Subhanallah. Ini pertama kalinya aku ngerasain hujan abu. Tadi malem perasaanku sempet nggak enak. Nggak tahu sih, kadang2 aku punya feeling tp juga nggak tahu c,aku nggak mw percaya dan mungkin perasaanku aja. Aku nggak mau percaya sama hal2 kaya gitu, mendekati sirik. Sejak aku pengen lebih mendalami ttg Islam, aku nggak pernah baca lagi ttg ramalan bintang, dsb.
Ok, kembali. Ternyata emang perasaan nggak enakku terjawab sudah. Aku nggak nyenyak tidurnya. Dini hari Merapi meletus. Temen2 yang di Jakal sempet panik,, coz berita yang di Metro tv bilang kalau ada awan panas, bahkan sampai ad ayg kecelakaan gara2 takut kena awan panas itu. Hmm.. berita yg di metro tv itu emang kesannya di lebay2kan, dan jadi satu2nya sumber yang menyiarkan ttg Merapi.
Jarak awan panas waktu itu membumbung 3.5 km dan jaraknya 10 km dari puncak. Hujan pasir dan abu pun megguyur Jogja, bahkan sampai Bantul. Pertamanya aku nggak nyadar, tp ngerasa kalo nggak enak nafasnya, kayak mau batuk. Dan aku nyadar waktu ada temenku yg update status kalo hujan abu sampai Bantul, Habis subuh aku iseng keluar, dan ternyata benar, abunya udah kena pohon2 dan taneman depan rumah. Jalan depan rumah jadi putih semua. Hujan abunya nggak deres, rintik2. Tapi nggak nyangka kalo jalan sampai jadi putih. Kayaknya sih bau belerang dikit. Hujan abu emang nggak mematikan, tapi berbahaya untuk pernafasan, apalagi kalo yang menderita asma.
Ini foto yang tak ambil dari Mas Ridwan : daerah Jamal
Sorenya, subhanallah sekali. Allah mengguyur kota Jogja dengan hujan deras. Alhamdulillah nggak ada angin, tapi deras sekali dan menyapu abu2 yang sudah Dia kirimkan. Allah Maha Besar. Pasti ada hikmah di balik bencana, di balik setiap peristiwa. Kalau kita pasrah kepada Allah, segala sesuatu akan menjadi lebih sederhana. Percaya pada kuasa-Nya :)


hwaaaaaaaaa, jogjaku...TT
BalasHapus