Sabtu, 26 Februari 2011

Dari Dee-Dewi Lestari

~~Kuda Liar~~

Tanyakanlah arti kebebasan pada kawanan kuda liar
Otot mereka kokoh akibat kecintaan mereka pada berlari, bukan karena mengantar orang ke sana-ke mari. Kandang mereka alam, bukan papan yang dipasangkan. Di punggungnya terdapat cinta, bukan pelana yang disandangkan dengan paksa.
Hidup mereka indah dalam keinginan bebas. Hari ini ke padang, esok lusa ke gunung, tak ada yg bingung. Kebimbangan tak pernah hadir karena mereka tahu apa yg dimau. Yakin apa yg diingini. Lari mereka ringan karena tak ada yg menunggangi.
Kelelahan akan berganda apabila kita dihela. Waktu akan mengimpit apabila kita dikepit. Dan suara hati akan mati jika dikebiri.
Larilah dalam kebebasan kawanan kuda liar. Hanya dengan begitu, kita mampu memperbudak waktu. Melambungkan mutu dalam hidup yg cuma satu.

~~Salju Gurun~~

Di hamparan gurun yg seragam, jangan lagi mjd butiran pasir. Sekalipun nyaman engkau di tengah impian sesamamu, tak akan ada yg tahu jika kau melayang hilang.
Di lingkungan gurun yg serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar dimana-mana. Tak ada yg menangis rindu jika kau mati layu.
Di lansekap gurun yg mahaluas, lebih baik tak menjadi oase. Sekalipun rasanya kau sendiri, burung yg tinggi akan melihat kembaranmu di sana sini.
Di tengah gurun yg tertebak, jadilah salju yg abadi. Embun pagi tak akan kalah dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak 2 inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau …  berbeda.

~~Spasi~~

Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?
Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.
Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yg tak dibagi. Darah mengalir deras dengan jantung yg tak dipakai dua kali. Jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah. Jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.
Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat. Janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.
Pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat, karena  aku ingin seiring, bukan digiring.

~~Lilin Merah~~

Ada kalanya kesendirian menjadi hadiah ulang tahun yang terbaik. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu.
Keheningan mengapung kenangan, mengembalikan cinta yg hilang, menerbangkan amarah, mengulang manis keberhasilan dan indah kegagalan. Hening menjadi cermin membuat kita berkaca— suka atau tidak pada hasilnya.
Lilin merah berdiri megah di atas glazur, kilau apinya menerangi usia yang baru berganti. Namun, se usai disembur napas, lilin tersungkur mati didasar tempat sampah. Hangat nyala sebatas sumbu dan usailah sudah.
Sederet doa tanpa api menghangatkanmu di setiap kue hari, kalori bagi kekuatan hati yang tak habis dicerna usus. Lilin tanpa sumbu menyala dalam jiwa, menerangi jalan setapakmu ketika  dunia terlelap dalam gelap.
Berbahagialah, sesungguhnya engkau mampu berulangtahun setiap hari.


Sebenarnya aku kopas dari websitenya Asa.. hehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar